Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
DOKUMENTASI HASIL TANYA JAWAB DI GRUP MENURUT 4 MADZHAB (80)
Bab : " Mengingat dan berharap kematian "
PERTANYAAN:🌷🍁
1)thy Amanda Arsi
Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum...
Izin bertanya Ustaz,ustazah ,akhy ,ukhty
Pertanyaan saya :
A)Apakah umat muslim , dianjurkan agar mereka selalu mengingat kematian .........?!⁉️
B)Bagai mana hukum ny apa bila mereka malah mengharapkan kematian tersebut .......?!⁉️
JAWABAN:🍁🌷
1)Ustaz Abdullah Sidiq I
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Hukum berharap kematian diperinci ,
👉 apabila karena ingin terhindar dari kesengsaraan dunia , maka hukumnya makruh.
Seperti : Ingin menghindar dari susahnya kemiskinan dan sakit.
👉 apabila karena khawatir dengan fitnah agamanya , maka tidak makruh.
Seperti : lingkungan sudah penuh dengan kemaksiatan yang berpotensi menarik kita untuk ikut terjerumus.
Rasulullah ﷺ bersabda :
لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمْ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
Janganlah ada seseorang di antara kalian yang mengharapkan kematian karena tertimpa kesengsaraan.
Kalau terpaksa ia harus berdoa, maka ucapkanlah, 'Ya Allah, berilah aku kehidupan apabila kehidupan tersebut memang lebih baik bagiku dan matikanlah aku apabila kematian tersebut memang lebih baik untukku.'"
(HR Muslim nomor 2680)
Dalam Shahih Ibnu hibban dan Sunan Nasaiy disebutkan lebih jelas lagi lafadznya لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فِي الدُّنْيَا (karena tertimpa kesengsaraan dalam urusan dunia).
Rasulullah bersabda:
لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ فِي الدُّنْيَا
Janganlah ada seseorang di antara kalian yang mengharapkan kematian karena tertimpa kesengsaraan dalam urusan dunia.
(HR Ibnu Hibban nomor 5888 & Nasa'iy nomor 1820)
Rasulullah ﷺ bersabda :
بَادِرُوا بِالْمَوْتِ سِتًّا إِمْرَةَ السُّفَهَاءِ وَكَثْرَةَ الشَّرْطِ وَبَيْعَ الْحُكْمِ وَاسْتِخْفَافًا بِالدَّمِ وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ وَنَشْئًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ يُقَدِّمُونَهُ يُغَنِّيهِمْ وَإِنْ كَانَ أَقَلَّ مِنْهُمْ فِقْهًا
(Minta) Segeralah mati sebelum datang 6 hal :
- 1. Pemimpin bodoh,
- 2. banyaknya persyaratan
- 3. hukum diperjualbelikan,
- 4. Darah tertumpah dengan mudah,
- 5. Saling memotong tali silaturrahmi,
- 6. keturunan yang menjadikan Al-Qur'an bagaikan seruling, mereka dahulukan siapa saja yang bisa menyanyikannya walaupun dia adalah orang yang tidak mengerti persoalan agama.
(HR Ahmad nomor 15462)
Imam Nawawi menjelaskan:
فِيهِ : التَّصْرِيح بِكَرَاهَةِ تَمَنِّي الْمَوْت لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ مِنْ مَرَض أَوْ فَاقَة أَوْ مِحْنَة مِنْ عَدُوّ أَوْ نَحْو ذَلِكَ مِنْ مَشَاقّ الدُّنْيَا ، فَأَمَّا إِذَا خَافَ ضَرَرًا فِي دِينه أَوْ فِتْنَة فِيهِ ، فَلَا كَرَاهَة فِيهِ ؛ لِمَفْهُومِ هَذَا الْحَدِيث وَغَيْره ، وَقَدْ فَعَلَ هَذَا الثَّانِي خَلَائِق مِنْ السَّلَف عِنْد خَوْف الْفِتْنَة فِي أَدْيَانهمْ . وَفِيهِ أَنَّهُ إِنْ خَافَ وَلَمْ يَصْبِر عَلَى حَاله فِي بَلْوَاهُ بِالْمَرَضِ وَنَحْوه فَلْيَقُلْ : (اللَّهُمَّ أَحْيِنِي إِنْ كَانَتْ الْحَيَاة خَيْرًا . .إِلَخْ ) ، وَالْأَفْضَل الصَّبْر وَالسُّكُون لِلْقَضَاءِ .
Hadits ini dengan tegas menyebutkan tentang makruhnya menginginkan kematian karena kesengsaraan yang menimpa; seperti penyakit, kemiskinan, atau bahaya dari pihak musuh dan lainnya yang semua itu termasuk kesengsaraan hidup di dunia.
Namun jika ia khawatir terhadap bencana atau fitnah yang menimpa agamanya; maka tidak dimakruhkan baginya berdo'a berdasarkan pada mafhum dari hadits ini dan yang lainnya. Hal ini pernah dilakukan oleh beberapa Salaf ketika mereka takut akan fitnah yang terjadi pada agama mereka.
Pada hadits di atas juga disebutkan bahwa apabila seseorang takut dan tidak mampu bersabar atas ujian yang menimpanya seperti penyakit dan lainnya; maka hendaklah ia berdo'a :
Ya Allah, berilah kehidupan jika memang kehidupan lebih baik bagiku...dan seterusnya."
Namun yang lebih utama adalah bersabar dan menerima ketetapan Allah Ta' ala.
(Minhaj Syarah shahih Muslim XVII / 7 - 8)
JAWABAN:🌷🌷
2)Thy Vitha Finalia ...
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh 😊🙏
Benar.
Manusia (umat muslim) dianjurkan untuk selalu mengingat kematian guna mempersiapkan diri untuk mencari amal shalih selama hidup di dunia.
Sayyid sabiq berkata :
رغب الشارع في تذكر الموت والاستعداد له بالعمل الصالح، وعدذلك من دلائل الخير. فعن ابن عمر رضي الله عنهما قال: أتيت النبي صلى الله عليه وسلم عاشر عشرة، فقام رجل من الانصار فقال: يا نبي الله من أكيس الناس وأحزم الناس؟ قال: " أكثرهم ذكرا للموت، وأكثرهم استعدادا للموت، أولئك الاكياس. ذهبوا بشرف الدنيا وكرامة الآخرة ". وعنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " أكثروا من ذكر هاذم اللذات " رواهما الطبراني بإسناد حسن. وعن ابن مسعود رضي الله عنه عن رسول الله صلى الله عليه وسلم في قول الله تعالى " فمن يرد الله أن يهديه يشرح صدره للاسلام. " قال: " إذا دخل النور القلب انفسح وانشرح قالوا: هل لذلك من علامة يعرف بها؟ قال: " الانابة إلى دار الخلود، والتنحي عن دار الغرور، والاستعداد للموت قبل لقاء الموت ". رواه ابن جرير، وله طرق مرسلة ومتصلة يشد بعضها بعضا.
Syariat Islam menganjurkan agar selalu mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan amal saleh. Islam juga memandang bahwa mengingat kematian merupakan bagian dari jalan kebaikan.
Ibnu Umar berkata :
"Aku mendatangi Rasulullah dan aku termasuk orang yang ke sepuluh yang menghadap beliau. Setelah itu, salah seorang dari kalangan Anshar berdiri lalu bertanya kepada Rasulullah, "Wahai nabi Allah, siapakah orang yang paling cerdas dan pandai?"
Rasulullah menjawab :
"Yaitu orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling banyak mentpersiapkan diri untuk menghadapinya. Merekalah orang-orang yang cerdas.
Ibnu Umar juga meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah bersabda :
"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan ! "
Kedua hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Thabrani dengan sanad hasan.
Dari Ibnu Abbas dari Rasulullah beliau bersabda: terkait dengan firman Allah,
" Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam."
(Qs. Al A'nam, Ayat 125)
"Jika cahaya telah merasuk ke dalam hati, maka hati akan menjadi lapang dan lega."
Para sahabat bertanya, apakah hal yang sedemikian itu ada tandanya, sehingga kami dapat mengetahuinya? Rasulullah menjawab :
"Yaitu kembali menuju kehidupan yang abadi dari kehidupan yang (penuh dengan) tipuan dan mempersiapkan kematian sebelum ia datang menjemput."
(HR Ibnu farir.)
Hadits ini memiliki jalur yang mursal dan muttasil, di mana antara yang satu dengan yang lain saling menguatkan.
Adapun mengharapkan kematian, itu dilarang dalam syariat karena hal tersebut bukanlah hal yang baik.
Sayyid sabiq berkata :
يكره للمرء أن يتمنى الموت أو يدعو به، لفقر أو مرض أو محنة أو نحو ذلك، لما رواه الجماعة عن أنس، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " لا يتمنين أحدكم الموت لضر نزل به، فإن كان لابد متمنيا للموت فليقل: اللهم أحيني ما كانت الحياة خيرالي، وتوفني إذا كانت الوفاة خيرا لي ". وحكمة النهي عن تمني الموت ما جاء من حديث أم الفضل أن النبي صلى الله عليه وسلم دخل على العباس، وهو يشتكي فتمنى الموت فقال: " يا عباس يا عم رسول الله لاتتمن الموت إن كنت محسنا تزداد إحسانا إلى إحسانك خير لك، وإن كنت مسيئا فإن تؤخر تستعتب خير لك. فلا تمن الموت " رواه أحمد والحاكم وقال: صحيح على شرط مسلم.
Bukanlah hal yang baik jika seseorang berharap dan berdoa agar kematian segera datang menjemputnya, karena alasan kemiskinan yang dijalaninya, karena musibah yang menimpanya atau karena alasan yang lain. Hal ini berdasarkan pada hadits Rasulullah yang diriwayatkan secara bersamaan oleh para Imam hadits.
Hadits ini bersumber dari Anas Radliyallahu Anhu, Rasulullah bersabda :
"Janganlah salah seorang dari kalian mengharap datangnya kematian atau musibah yang menimpanya. Jika memang ia harus mengharap kamatian, hendaknya ia mengucapkan "Ya AIIah, hidupkanlah aku jika memang kehidupan lebih baik bagiku, dan cabutlah nyawaku, jika memang kematian lebih baik bagiku."
Hikmah atas larangan mengharap kematian dapat kita lihat dari sebuah hadits yang berasal dari Ummu Fadhal. Dia berkata :
Rasulullah menemui Abbas yang saat itu sedang sakit. Abbas berharap agar kematian segera datang menjemputnya. Melihat hal itu, Rasulullah berkata kepadanya :
"Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah, janganlah kamu mengharap datangnya kematian. Jika kamu orang baik, maka kamu bisa menambah kebaikan. Dan jika kamu melakukan perbuatan yang jahat, dan (ajal) diakhirkan. Kamu masih ada kesempatan untuk bertaubat dan itu lebih baik bagimu. Untuk itu janganlah kamu mengharap kematian."
(HR Ahmad dan Hakim.)
Dia mengatakan bahwa hadits ini shahih atas syarat Muslim.
(Fiqhus sunah, juz 1 / Hal. 346)
JAWABAN:🌷🍁
3) Akhy Hamzah....
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Å. Seorang muslim dianjurkan untuk banyak mengingat kematian
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِى اْلمَوْتَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Banyak-banyaklah mengingat pemutus kesenangan, yakni mati”. [HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi dan ia menghasankannya]
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِمَجْلِسٍ وَ هُمْ يَضْحَكُوْنَ، فَقَالَ: اَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ، اَحْسِبُهُ قَالَ: فَاِنَّهُ مَا ذَكَرَهُ اَحَدٌ فِى ضِيْقٍ مِنَ اْلعَيْشِ اِلاَّ وَسَّعَهُ، وَ لاَ فِى سَعَةٍ اِلاَّ ضَيَّقَهُ عَلَيْهِ
Dari Anas radhiyallahuanhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam pernah melewati suatu majlis yang pada waktu itu orang-orang sedang tertawa. Lalu Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Banyak-banyaklah mengingat pemutus kesenangan (yaitu mati)”. Anas berkata : Aku mengira beliau bersabda, “Sesungguhnya tidaklah mengingat mati seseorang yang sedang sempit kehidupannya, kecuali akan menjadikannya luas. Dan tidaklah mengingat mati seseorang yang sedang dalam keluasan, kecuali akan menjadikannya sempit”. [HR. Al-Bazzar dengan sanad hasan]
Dan Orang yang paling banyak mengingat mati diantara mereka dan orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdik,
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: اَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَاشِرَ عَشْرَةٍ فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: يَا نَبِيَّ اللهِ، مَنْ اَكْيَسُ النَّاسِ وَ اَحْزَمُ النَّاسِ؟ قَالَ: اَكْثَرُهُمْ ذِكْرًا لِلْمَوْتِ، وَ اَكْثَرُهُمْ اِسْتِعْدَادًا لِلْمَوْتِ، اُولئِكَ اْلاَكْيَاسُ ذَهَبُوْا بِشَرَفِ الدُّنْيَا وَ كَرَامَةِ اْلآخِرَةِ. ابن ابى الدنيا فى كتاب الموت و التطبرانى فى الصغير باسناد حسن، و البيهقى فى الزهد، و لفظه: اَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: أَيُّ اْلمُؤْمِنِيْنَ اَفْضَلُ؟ قَالَ: اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ: فَاَيُّ اْلمُؤْمِنِيْن اَكْيَسُ؟ قَالَ: اَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَ اَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اِسْتِعْدَادًا، اُولئِكَ اْلاَكْيَاسُ.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahuanhuma ia berkata : Saya datang kepada Nabi shallallahu'alaihi wasallam, kami serombongan sebanyak sepuluh orang. Kemudian ada seorang laki-laki Anshar bertanya, “Wahai Nabiyallah, siapa orang yang paling cerdik dan paling teguh diantara manusia ?”. Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Orang yang paling banyak mengingat mati diantara mereka dan orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdik, mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan kemulyaan akhirat”. [HR. Ibnu Abid-Dunya di dalam kitabul-Maut. Thabrani di dalam Ash-Shaghir dengan sanad hasan. Dan Baihaqi juga meriwayatkan di dalam kitabuz-Zuhud, dengan lafadh] : Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu'alaihi wasallam, “Siapa diantara orang-orang mukmin itu yang lebih utama ?”. Nabi shallallahu'alaihi wasallam menjawab, “Orang yang paling baik akhlaqnya diantara mereka”. Orang tersebut bertanya lagi, “Siapakah diantara orang-orang mukmin yang paling cerdik ?”. Nabi shallallahu'alaihi wasallam menjawab, “Orang yang paling banyak ingat mati diantara mereka, dan orang yang paling baik persiapannya untuk kehidupan selanjutnya. Mereka itulah orang-orang yang cerdik”.
B. Tidak boleh menginginkan mati
عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: لَا يَتَمَنَّيَنَّ اَحَدٌ مِنْكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَاِنْ كَانَ لَا بُدَّ مُتَمَنِّيًا لِلْمَوْتِ، فَلْيَقُلْ: اَللّٰهُمَّ اَحْيِنِيْ مَا كَانَتِ اْلحَيَاةُ خَيْرًا لِيْ، وَتَوَفَّنِيْ اِذَا كَانَتِ اْلوَفَاةُ خَيْرًا لِيْ
Dari Anas radhiyallahuanhu, ia berkata : Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda, “Janganlah sekali-kali seseorang diantara kalian menginginkan mati karena kesusahan yang menimpanya. Dan jika ia terpaksa menginginkan mati, maka hendaklah dia mengucapkan, “Ya Allah, berilah aku hidup selama hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku apabila mati itu lebih baik bagiku”. [HR. Bukhari]
قَالَ اَنَسٌ: لَوْلَا اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ: لَا يَتَمَنَّيَنَّ اَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لَتَمَنَّيْتُهُ
Anas berkata : Seandainya Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam tidak bersabda, “Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian menginginkan mati”, tentu aku menginginkan mati. [HR. Muslim]
Allahu a'lam...
Semoga bermanfaat sahabat Fillah kumpulan jawaban yg sudah di sertakan ibarah kitab dan dalil nya @semua orang ✍️🌷☘️🙏
(Daftarkan Email untuk dapatkan pemberitahuan Artikel pertanyaan terbaru)
Tags
GRUP MIFAH
Subscribe Our Newsletter
0 Comment
Posting Komentar