Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
DOKUMENTASI HASIL TANYA JAWAB DI GRUP MENURUT 4 MADZHAB (52)
PERTANYAAN :
1)Cik Gu Vitha Finalia
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat MIFAH 🤗
Santun malam..
Bagaimana puasanya hari ini?
Semoga selalu berjalan dengan lancar ya dan juga semoga selalu diberi kesehatan agar bisa menjalankan ibadah puasa di bulan yang suci ini ☺ Aamiin 😇🤲
Sebelumnya maaf karena sudah mengganggu waktunya, sy mohon izin bertanya mengenai tentang "PENGGADAIAN".
Kalau boleh tahu Apakah yang dimaksud dengan pengadaian dalam syariat islam? Dan ada yang mengatakan pegadaian itu dibolehkan, lantas atas dasar apa dibolehkannya pegadaian?
@semua orang
Mohon pencerahannya untuk para ustadz/ah, dkk lainnya 😊🙏
JAWABAN:
1)Ukhty Amanda Arsi
Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh
Izin membantu jawaban ✍️
👉 Secara syar'i pegadaian merupakan penetapan / penahan sesuatu (barang) yang nilainya telah berdasarkan syariat, untuk dijadikan sebagai jaminan utang, antara pihak yang meminjam kepada pihak yang memberi pinjaman.
تعريفه: يطلق الرهن في اللغة على الثبوت والدوام، كما يطلق على الحبس.فمن الاول قولهم: نعمة راهنة، أي ثابتة ودائمة.ومن الثاني قوله تعالى: " كل نفس بما كسبت رهينة " .أي محبوسة بكسبها وعملها.وأما معناه في الشرع: فقد عرفه العلماء بأنه جعل عين لها قيمة مالية في نظر الشرع وثيقة بدين،
Definisi Penggadaian (Rahn)
Dilihat dari sisi kebahasaan,kata rahn berarti ketetapan dan kekekalan, juga mengandung arti penahanan.
Contoh pengertian pertama adalah kalimat نعمة راهنة yang berarti nikmat yang tetap atau kekal.
Contoh pengertian ke dua adalah firman Allah :
"Setiap orang tertahan oleh apa yang telah dilakukannya."
(Qs. AlMuddatstsir, Ayat 38)
Adapun penggadaian dalam pengertian syariat, para ulama mendefinisikannya dengan: Penetapan suatu barang yang memiliki nilai dalam pandangan syariat sebagai jaminan atas utang' yang mana utang tersebut atau sebagian darinya dapat dibayar dengan barang yang digadaikan.
2. Pegadaian dibolehkan berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah dan Ijma.
مشروعيته: الرهن جائز، وقد ثبت بالكتاب والسنة والاجماع. أما الكتاب: فلقول الله تعالى: " وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فرهان مقبوضة، فإن أمن بعضكم بعضا فليؤد الذي أوتمن أمانته وليتق الله ربه ". وأما السنة: فقد رهن النبي صلى الله عليه وسلم درعه عند يهودي.طلب منه سلف الشعير، فقال: إنما يريد محمد أن يذهب بمالي. فقال النبي صلى الله عليه وسلم: " كذب، إني لامين في الارض، أمين في السماء، ولو ائتمنني لاديت، اذهبوا إليه بدرعي". أم المؤمنين عائشة، رضي الله عنها، قالت: " اشترى رسول الله صلى الله عليه وسلم من يهودي طعاما ورهنه درعه ".وقد أجمع العلماء على ذلك، ولم يختلف في جوازه ولا مشروعيته أحد، وإن كانوا قد اختلفوا في مشروعيته في الحضر. فقال الجمهور: يشرع في الحضر، كما يشرع في السفر، لفعل الرسول، صلى الله عليه وسلم، له وهو مقيم بالمدينة، وأما تقيده بالسفر في الآية فإنه خرج مخرج الغالب، فإن الرهن غالبا يكون في السفر.
Penggadaian dibolehkan berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah, dan ijma.
Allah berfirman :
"Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang Iain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.
Dan barangsiapa menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya dan Allah Maha Mengetahui apn yang kamu kerjakan.
(Qs. Al Baqarah, Ayat 283)
Dalil dari Sunnah adalah bahwasanya Rasulullah hendak menggadaikan baju besi beliau kepada seorang Yahudi untuk berutang gandum kepadanya. Akan tetapi, orang Yahudi itu berkata, "Sesungguhnya Muhammad hanya ingin memusnahkan hartaku" Rasulullah lantas bersabda : "Dia berdusta. Sungguh, aku adalah orang tepercaya di bumi dan orang terpercaya di langit. Seandainya dia percaya kepadaku, niscaya aku akan mernbayarnya. Pergilah kalian kepadanya dengan membawa baju besiku ini."
Ummu Muminin, Aisyah berkata :
"Rasulullah pernah membeli gandum dari seorang Yahudi dan menggadaikan baju besi beliau kepadanya."
Para ulama menyepakati hal itu. Tidak seorang di antara mereka yang memperselisihkan atas diperbolehkannya atau penetapan penggadaian, meskipun mereka berselisih pendapat tentang penetapannya di tempat kediaman (tidak dalam perjalanan).
Mayoritas ulama berpendapat bahwa penggadaian disyariatkan di tempat kediaman, sebagaimana disyariatkan dalam perjalanan karena Rasulullah pernah melakukannya ketika beliau tinggal di Madinah. Dibatasinya penggadaian dengan perjalanan dalam ayat di atas adalah untuk mengungkapkan sesuatu yang sering terjadi karena penggadaian sering kali terjadi dalam perjalanan.
(Fiqhus sunn
ah, juz 3 / Hal 131)
JAWABAN:
2)Ustadz Abdullah Sidiq I
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Bahasa mudahnya dari pengertian gadai itu adalah hutang piutang yang menggunakan jaminan.
فالرهن بفتح الراء وسكون الهاء الاحتباس من قولهم: رهن الشئ إذا دام وثبت، ومنه قوله تعالى " كل نفس بما كسبت رهينة " وفى الشرع جعل مال وثيقة على دين ليستوفى منه الدين عند تعذره ممن عليه ويطلق أيضا على العين المرهونة تسمية للمفعول به باسم المصدر، وأما الرهن بضمتين فالجمع، ويجمع أيضا على رهان بكسر الراء ككتب وكتاب، وقرئ بهما.
---
والرهن مجمع على جوازه، وفيها أيضا دليل على صحة الرهن في الحضر وهو قول الجمهور، والتقييد بالآية في السفر " وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فرهان مقبوضة " خرج مخرج الغالب فلا مفهوم له لدلالة الاحاديث على مشروعيته في الحضر، وايضا السفر مظنة فقد الكاتب فلا يحتاج إلى الرهن غالبا إلا فيه.
Secara bahasa kata rahn الرهن artinya adalah penahanan, diambil dari kata رهن الشئ (Sesuatu itu tertahan) jika ia ada dan tetap.
Termasuk dari kata ini adalah firman Allah :
كل نفس بما كسبت رهينة
( Tiap tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya )
(Qs. Al Muddatstsir ayat 38).
Sedangkan secara istilah kata rahn الرهن adalah menjadikan harta sebagai jaminan atas utang, agar harta itu menjadi ganti utang tersebut ketika kreditur tidak dapat melunasinya.
Rahn juga digunakan untuk barang gadaian, yaitu menamai maf'ul bih dengan isim mashdar, jamaknya adalah ruhun dan rihan seperti kata kutub dan kitab. Intinya adalah penetapan, dan dari kata inilah yang dipakai saat ini.
---
Pegadaian adalah disepakati kebolehannya, dalam hal ini juga terdapat dalil keabsahan akad pada saat berada di rumah, ini adalah pendapat mayoritas ulama. Sedangkan pembatasan dengan ayat dalam perjalanan, firman Allah:
(Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sdang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaknya ada barang tanggungan yang dipegang.
(Qs. Al Baqarah ayat 283)
hanyalah keluar pada tempat keluar yang biasa, maka tidak dapat dipahami bahwa ini adalah ketidakbolehan akad rahn pada saat di rumah, karena adanya beberapa dalil hadits yang mensyariatkannya pada saat di rumah (tidak bepergian).
Dan juga biasanya dalam perjalanan tidak terdapat orang yang akan mencatat utang, maka akad rahn ini tidak dibutuhkan kecuali dalam perjalanan.
(Majmu' Syarah Muhadzdzab XIII / 178 )
Allahu a'lam..."Semoga bermanfaat ,selamat membaca semoga berkah."
Tags
GRUP MIFAH
Subscribe Our Newsletter
0 Comment
Posting Komentar