Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
DOKUMENTASI HASIL TANYA JAWAB DI GRUP MENURUT 4 MADZHAB (53)
PERTANYAAN :
1)Cik Gu Vitha Finalia
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat MIFAH 🤗
Santun malam 😊🙏
Mohon izin bertanya nih, masih tentang seputar Pegadaian kemarin.. Ada yang mengatakan dalam suatu pegadaian, harus memenuhi beberapa syarat, agar pegadaian tersebut sah bila dilakukan, kalau boleh tahu syarat-syaratnya itu apa saja? Dan katanya pegadaian itu juga harus ada akad nya, lalu apa tujuan dari akad tersebut ?
Mohon pencerahannya ya untuk para ustadz/ah dkk lainnya 😊🙏🌹
@semua orang
JAWABAN:
1)Thy Amanda Arsy
Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh
Izin membantu jawaban
Syarat SAH nya pegadaian ada 4 macam.
Yaitu berakal, balig, adanya barang ketika akad berlangsung dan barang dapat diterima oleh pegadaian tersebut
يشترط لصحة عقد الرهن الشروط الآتية: أولا: العقل. ثانيا: البلوغ. ثالثا: أن تكون العين المرهونة موجودة وقت العقد، ولو كانت مشاعة. رابعا: أن يقبضها المرتهن أو وكيله. قال الشافعي: لم يجعل الله الحكم إلا برهن موصوف بالقبض، فإذا عدمت الصفة وجب أن يعدم الحكم. وقالت المالكية: يلزم الرهن بالعقد ويجبر الراهن على دفع الرهن ليحوزه المرتهن، ومتى قبضه المرتهن فإن الراهن يملك الانتفاع به، خلافا للشافعي الذي قال: بأن له حق الانتفاع ما لم يضر بالمرتهن.
Beberapa hal berikut merupakan syarat sahnya penggadaian.
1. Berakal.
2. Balig.
3. Adanya barang yang digadaikan ketika akad berlangsung, meskipun barang yang digadaikan tidak menjadi miliknya secara penuh.'
4. Barang diterima oleh penggadai atau wakilnya. Imam Syaf i berkata :
"Allah tidak menetapkan hukum kecuali dengan adanya barang jaminan yang dipegang. Apabila sifat ini tidak ada, maka penetapan hukum juga tidak ada.
Para ulama mazhab Maliki mengatakan bahwa penggadaian bersif'at mengikat dengan adanya akad. Orang yang meminjam diharuskan menyerahkan gadaian agar dikuasai oleh orang yang memberi pinjaman. Dan setelah orang yang memberi hutang menerima barang, dia boleh mengambil manfaat barang gadaian tersebut.
Hal ini berbeda dengan kata Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa dia hanya berhak mengambil manfaat selama tidak merugikan orang yang berhutang kepadanya dan menyerahkan barang gadaian.
Adapun tujuan akad dalam pegadaian sebagai bberikut :
عقد الرهن عقد يقصد به الاستيثاق وضمان الدين وليس المقصود منه الاستثمار والربح، وما دام ذلك كذلك فإنه لا يحل للمرتهن أن ينتفع بالعين المرهونة، ولو أذن له الراهن، لانه قرض جر نفعا، وكل قرض جر نفعا فهو ربا.
Akad penggadaian adalah akad yang dimaksudkan untuk mendapatkan kepastian dan jaminan utang. Tujuannya bukan untuk menumbuhkan harta atau mencari keuntungan.
Dengan demikian, orang yang memberi hutang tidak diperbolehkan mengambil manfaat dari barang yang digadaikan, meskipun orang yang berhutang mengizinkannya. Apabila dia mengambil manfaat dari barang yang digadaikan, maka ini adalah piutang yang mendatangkan manfaat. Dan setiap piutang yang mendatangkan manfaat adalah riba.
(Fiqhus sunnah, juz 3 / Hal 131-132)
Wallahu alam bishowab
Semoga bermanfaat.
Tags
GRUP MIFAH
Subscribe Our Newsletter
0 Comment
Posting Komentar